Sabtu, 09 November 2013

Langkah Kecil Mengawali Berbagi Keindahan Indonesia

Bingung.
Yaa...itu kata pertama yang terlintas dalam pikiran saya ketika membuat blog ini. Tapi kebingungan akan hilang bersama sebuah pijakan langkah kecil.


Semua berawal dari kegilaan saya terhadap traveling, yang mungkin mayoritas dirasakan oleh para blogger-blogger perjalanan lainnya. Wabah traveling, jalan-jalan, ngetrip, backpacker-an, hiking, wisata, melancong, atau apapun sebutan dari semua itu yang lebih familiar buat pemirsa sekalian, tidak lagi menjadi sebuah hobi atau pun lifestyle, tapi sudah menjadi sebuah KEBUTUHAN. Yaa, menjadi sebuah kebutuhan, sama seperti makan, minum, dan tidur.

Tidak percaya? Coba bayangkan, ketika sedang mumet-mumetnya masalah kerjaan karena si bos selalu marah dan tidak pernah berhenti memberi tugas baru dengan kata-kata bujukan "tolong". Atau rutinitas kuliah yang selalu disajikan dengan slide-slide powerpoint diselingi irama merdu suara sang dosen padahal baru tidur habis subuh gara-gara turnamen Domino, atau galau karena pacar tak kunjung tiba -punya- (oke, yang terakhir jangan dimasukin ke hati ya). Tiba-tiba ada teman yang pasang profil picture dengan latar belakang pantai, atau pegunungan, atau hijaunya bukit, birunya hamparan awan, hangatnya kebersamaan ketika camping, ditambah dengan update status yang isinya "Escape Jakarta, Bismillah, next destination...", bayangkan apa yang anda rasakan? Pasti dongkol, mengumpat dalam hati karena anda masih ada di meja kantor atau kursi kampus, sedangkan dia sedang bertualang menikmati perjalanan dengan kehidupan di sudut-sudut kota & desa. Tidak usah "muna", yakin lah karena hampir semua orang merasakan itu kok, manusiawi, haha...

Kegilaan saya ini sudah dimulai sejak 6-7 tahun yang lalu, berawal dari hanya jalan-jalan singkat ke Puncak Bogor, camping-camping singkat di daerah Sukabumi, keliling kota Jakarta. Menjadi sebuah hobi, yang pada akhirnya sekarang sudah menjadi sebuah kebutuhan. Saya sebut kebutuhan karena jika sudah jam pulang kantor maka otak saya otomatis akan berpikir "kapan kita kemana?". Yaa, rutinitas pekerjaan digantikan dengan rutinitas sibuk mencari destinasi baru, sibuk mencari transportasi beserta alternatifnya, sibuk hunting tiket pesawat dan kereta api, sibuk meracuni teman untuk ajak gabung, sibuk membuat rencana perjalanan, dan sibuk mengutak-atik smartphone untuk mencari referensi-referensi perjalanan.

Sadar bahwa saya sendiri sangat terbantu dengan adanya catatan-catatan perjalanan yang tersebar di dunia maya, yang disajikan oleh para blogger, dan ditambah keinginan mengasah kembali hobi menulis saya, maka Indonesia Dalam Kata menjadi sebuah memori eksternal otak saya agar apa yang saya rasakan selama mengunjungi sudut-sudut daerah di Indonesia dapat dirasakan oleh orang-orang yang memiliki penyakit yang sama seperti saya, yaitu penyakit kegilaan terhadap Indonesia. Karena merasakan Indonesia tidak cukup hanya dengan kata.

2 komentar:

  1. wew.. a great first step, congrats boy! you make things happened. not only verbal but also action. like this :)

    keep writing, keep learning, keep travelling ~ yeayy!!

    Ps : thanks vo da invitation. hopefully I can write as cool as you did ;)

    BalasHapus